Bunuh Churcill, Nazi Ciptakan Cokelat Isi Bom - "Death by chocolate", atau "mati gara-gara cokelat" adalah istilah marketing untuk makanan penutup, termasuk kue dengan bahan utama cokelat atau kakao. Namun di era Perang Dunia II, kalimat itu bisa memiliki arti harafiah: nyawa tercabut karena coklat.
Dokumen rahasia era perang MI5 mengungkap taktik partai berkuasa Jerman kala itu, Nazi, yang ingin menghabisi Perdana Menteri Inggris, Sir Winston Churchill. Menggunakan cokelat.
Bukan dengan membubuhkan racun ke dalamnya, taktik para serdadu Adolf Hitler lebih menakutkan. Dengan menyulap cokelat sebagai bom.
Situs media Inggris, Telegraph memberitakan, para pembuat bom Nazi berencana melapisi bahan peledak dengan lempengan plastik berlapis cokelat hitam. 'Cokelat' ini kemudian dibungkus dengan kertas pembungkus mewah berwarna hitam-emas.
Agar lebih meyakinkan, cokelat diberi label "Peter's Chocolate" -- merek cokelat mewah berkualitas yang tenar sejak tahun 1938. Rencananya, cokelat itu akan diselundupkan dengan nampan ke ruang makan yang digunakan Kabinet Perang Inggris pada era konflik.
Meski tipis dan kecil, bahan peledak yang ada dalam cokelat berdaya ledak kuat, cukup untuk membunuh banyak orang dalam radius beberapa meter.
Belum sempat rencana ini terlaksana, para intel Inggris pimpinan Lord Victor Rothschild keburu membongkarnya.
Dari bunker rahasianya di London, Rothschild menulis rencana pemboman cokelat dalam surat tertanggal 4 Mei 1943 pada sahabatnya yang seorang seniman, Laurence Fish.
Ia meminta sahabatnya itu membuat ilustrasi bom cokelat itu sebagai alat untuk memberi peringatan.
"Saat pembungkus cokelat itu dibuka di satu sisinya, yang jatuh bukan cokelat, melainkan sebuah kanvas. Kanvas ini disisipkan ke tengah cokelat dan menjadi pemicu ledakan jika ditarik dari dalam cokelat," tulis Rothschild, untuk memberi gambaran soal bom cokelat itu.
Dalam suratnya, Rothschild juga menyertakan sketsa bentuk 'bom cokelat' yang digambar seadanya oleh orang yang sudah pernah melihatnya. Dia ingin meminta Fish membuat sketsa yang lebih bagus, dan memastikan karyanya memuat tulisan, bahwa bom akan meledak tujuh detik setelah kanvas dalam cokelat ditarik. (umi)
Surat itu terungkap ke publik setelah ditemukan oleh istri Fish yang seorang wartawan, Jean Bray. Kala itu ia sedang memilah-milah peninggalan suaminya yang meninggal di usia 89 tahun, pada 2009 lalu.
No comments:
Post a Comment